Saturday 16 June 2012

KEUTAMAAN MANUSIA DENGAN ILMU

Setelah Alloh ta’ala menciptakan Adam ‘alaihis salam kemudian Alloh ajarkan kepada Nabi Adam ‘alaihis salam nama-nama segala sesuatu yang ada di alam, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an :
وَعَلَّمَ آدَمَ الأَسْمَاء كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلاَئِكَةِ فَقَالَ أَنبِئُونِي بِأَسْمَاء هَـؤُلاء
إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama ( benda-benda ) seluruh- nya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman : “Se butkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar !” ( Qs. Al-Baqoroh : 31 )
Diajarkannya kepada Adam nama-nama segala sesuatu karena memang pe-ngenalan terhadap nama merupakan dasar dari segala macam ilmu pengeta- huan. Dalam dunia pendidikan klasik maupun modern, setiap mengawali proses pendidikan mesti dimulai dengan mengenalkan nama-nama benda. Dengan demikian akan memungkinkan bagi mereka untuk menguasai perka ra-perkara lainnya yang berkaitan dengan semua benda-benda tersebut. Kare na fungsi dari suatu benda pasti terkait dengan beragam benda yang lainnya. Tidak akan sempurna suatu pekerjaan yang tidak disertai dengan pengenalan dengan nama-nama benda yang berkaitan dengan pekerjaannya.
Begitu juga Adam ‘alaihis salam, beliau diajarkan nama segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas kekholifahannya di bumi. Sebagaimana disebut-kan dalam hadits yang panjang tentang syafa’at, di mana pada hari qiyamat ketika manusia berkumpul di mahsyar, mereka mendatangi Nabi Adam ‘alai- his salam dan berkata :
أَنْتَ أَبُو النَّاسِ خَلَقَكَ اللهُ بِيَدِهِ وَ أَسْجَدَ لَكَ مَلاَئِكَتَهُ وَ عَلَّمَكَ أَسْمَاءَ كُلِّ شَيْءٍ
“Engkau adalah Bapak manusia yang Alloh telah menciptakanmu dengan ta-ngan-Nya, telah menjadikan para malaikat-Nya sujud menghormat kepada- mu, dan telah mengajarkanmu segala sesuatu, ….”
( HR. Al-Bukhori dan Muslim )
Berkata Adh-Dhohhak dari Ibnu ‘Abbas rodhiyallohu ‘anhuma : “Yaitu nama-nama yang manusia perlu mengenalnya, yaitu : manusia, binatang, langit, bu-mi, lembah, laut, unta, keledai, dan sejenisnya dari umat-umat atau lainnya.”
Berkata Mujahid : “Yaitu Dia mengajarinya nama seluruh hewan, burung, dan segala sesuatu.”
Demikian pula tafsir dari sebagian besar para ‘ulama salaf.
Para Malaikat kemudian ditantang untuk menyebutkan semua nama-nama benda yang telah diajarkan kepada Adam ‘alaihis salam, namun mereka tidak mampu dan berkata :
سُبْحَانَكَ لاَ عِلْمَ لَنَا إِلاَّ مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
“Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Menge- tahui lagi Maha Bijaksana.” ( Qs. Al-Baqoroh : 32 )
Jawaban para malaikat ini adalah pengakuan akan kelebihan Adam ‘alaihis sa- lam atas atas mereka dalam hal ilmu. Hal ini karena Alloh ta’ala telah menga-jari Adam ‘alaihis salam ilmu yang belum diketahui oleh para malaikat. Dan hal ini sekaligus menunjukkan bahwa sumber dari segala ilmu adalah Alloh. Seseorang hanya bisa mendapatkan suatu ilmu melalui proses belajar, seba-gaimana firman Alloh ta’ala :
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ
“Ketahuilah dengan ilmu bahwasannya tidak ada yang berhak disembah ke-cuali Alloh …” ( Qs. Muhammad : 19 )
Berkata Imam Al-Bukhori : “Ilmu hanyalah di dapat dengan belajar.”
Sehingga mengharapkan ilmu dengan tanpa belajar, sebagaimana banyak di-yakini oleh kaum Shufi sebagai ilmu laduni adalah tindakan bodoh.
Jawaban para malaikat tersebut juga sebagai penegasan bahwa ilmu yang digali semata-mata dengan akal - tanpa bimbingan wahyu Ilahi – hanya akan melahirkan kesesatan atau kehancuran. Berkata Imam Asy-Syafi’i rohi-mahulloh dalam bait sya’irnya :
Setiap ilmu selain Al-Qur’an adalah melalaikan,
kecuali Hadits dan Fiqh dalam agama,
ilmu yaitu yang ada padanya perkataan “ telah bercerita kepada kami ”,
sedangkan apa yang selain itu adalah bisikan syetan.
Adam ‘alaihis salam dijadikan lebih unggul dari para malaikat karena ilmunya melebihi dari ilmu yang dimiliki para malaikat. Padahal para malai-kat adalah makhluk yang paling getol beribadah. Hal ini dikarenakan ahli il-mu ( ‘ulama’ ) lebih utama daripada ahli ‘ibadah ( ‘ubada’ ), sebagaimana sab da Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam :
فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ
“Keutamaan ahli ilmu atas ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan pada malam purnama atas sekalian bintang di langit.”
( HHR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ad-Darimi )
Oleh karena itu Alloh ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an :
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوْا مِنْكُمْ وَ الَّذِيْنَ أُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Alloh mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengangkat orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat ( di atas orang mu’min yang tidak berilmu ).” ( Qs. Al-Mujadalah : 11 )
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَ يَضَعُ بِهِ آخَرُوْنَ
“Sesungguhnya Alloh mengangkat derajat beberapa kaum dengan Kitab Al-Qur’an ini dan merendahkan yang lainnya dengannya pula.” ( HR. Muslim )
Berkata Ibnu ‘Abbas rodhiyallohu ‘anhuma : “Para ahli ilmu ( ‘ulama’ ) memili-ki 700 derajat di atas orang mu’min biasa, selisih antara dua derajat adalah perjalanan 500 tahun.”
Kemudian Alloh buktikan keunggulan Adam ‘alaihis salam atas para malaikat dengan firman-Nya :
قَالَ يَا آدَمُ أَنبِئْهُم بِأَسْمَآئِهِمْ فَلَمَّا أَنبَأَهُمْ بِأَسْمَآئِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ إِنّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنتُمْ تَكْتُمُونَ
“Alloh berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini.” Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama ben- da itu, Alloh berfirman: “Bukankah sudah Aku katakan kepadamu, bahwa se sungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan ?”
( Qs. Al-Bqoroh : 33 )
Dengan demikian Adam ‘alaihis salam dengan kelebihan ilmunya lebih ber-hak menjadi kholifah di muka bumi daripada para malaikat.
Ada pun perkataan “apa yang kamu sembunyikan” dalam ayat di atas adalah berkenaan dengan Iblis. Berkata Imam Asy-Syanqithi rohimahulloh : “Dan firman Alloh ta’ala “apa yang kamu sembunyikan” tidak dijelaskan di sini tentang apa yang mereka sembunyikan. Sebagian para ‘ulama berkata : “Yai-tu apa yang disembunyikan Iblis yang berupa kesombongan”, dan pendapat ini dijelaskan dalam firman Alloh ta’ala : “kecuali Iblis, dia enggan dan sombong”.
Hal ini karena Iblis ketika itu tinggal bersama para malaikat di langit. Seba-gian Ahli Tafsir menyebutkan bahwa Iblis bisa diangkat ke langit bersama para malaikat karena kesholehannya. Namun sifat sombong dan keangku-hannya yang membawa Iblis menjadi divonis kafir.
Demikian, setelah pembuktian ilmu yang ada pada Adam ‘alaihis sa-lam kemudian Alloh memerintahkan penghuni langit untuk sujud menghor-mat kepada Nabi Adam ‘alaihis salam.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُواْ لآدَمَ فَسَجَدُواْ إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
“Dan ( ingatlah ) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah ka- mu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan som-bong dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.”
( Qs. Al-Baqoroh : 34 )
[ ‘Abdulloh A. Darwanto ]

Sumber
http://dakwah.net46.net/?p=113


No comments:

Post a Comment